KERANGKA PEMBANGUNAN NASIONAL MENUJU ERA INDUSTRI 5.0
Bicara mengenai perkembangan Industri, kita
semua tentunya sudah sangat paham dengan tahapan perubahan pola Industri
yang dilakukan oleh manusia sejak dari dulu, dimulai dengan berlakunya masa Industri
1.0 pada abad ke 18, tepatnya dipelopori oleh James Watt, dengan
penemuan mesin uap, yang kemudian
pemanfaatan mesin uap ini dilakukan secara optimal pada kegiatan Industri di
Inggris terutama dibidang produksi tekstil.
Melangkah pada perubahan Industri ditahap kedua atau yang dikenal dengan Revolusi Industri, sebagai momentum masa berlakunya era Industri 2.0, yang terjadi pada akhir abad ke 19, sejarah mencatat bahwa masa Industri 2.0 merupakan titik awal dari revolusi teknologi, dimana Revolusi ini di tandai dengan ditemukannya energi listrik, yang kemudian di lanjutkan dengan penemuan pesawat telepon, mobil, serta teknologi pesawat terbang yang memberikan perubahan yang sangat besar pada pola perilaku manusia dalam aspek Industri, pasar, social dan banyak aspek lainnya.
Melangkah pada perubahan Industri ditahap kedua atau yang dikenal dengan Revolusi Industri, sebagai momentum masa berlakunya era Industri 2.0, yang terjadi pada akhir abad ke 19, sejarah mencatat bahwa masa Industri 2.0 merupakan titik awal dari revolusi teknologi, dimana Revolusi ini di tandai dengan ditemukannya energi listrik, yang kemudian di lanjutkan dengan penemuan pesawat telepon, mobil, serta teknologi pesawat terbang yang memberikan perubahan yang sangat besar pada pola perilaku manusia dalam aspek Industri, pasar, social dan banyak aspek lainnya.
Memasuki akhir abad ke 20,
dimana meningkatnya riset dan pengembangan teknologi yang dilakukan oleh banyak
Negara maju, sebagai upaya untuk mempermudah proses kerja dan komunikasi
melahirkan era Industri 3.0, revolusi industri yang satu ini juga disebut
sebagai era digitalisasi yaitu dengan munculnya teknologi digital dan internet.
Dalam tahap inilah berbagai barang elektronik mulai ditemukan seperti
transistor, chips yang
memungkinkan untuk mengembangkan mesin yang tidak memerlukan operator manusia.
Kemudian yang masih segar dalam ingatan kita, sebab memang
wacana ini baru ramai diperbincangkan di Indonesia pada beberarapa tahun terakhir,
semoga saya tidak salah ingat kemungkinan baru muncul sekitar tahun 2015, yaitu
era Revolusi Industri 4.0, yang sebenarnya masa transisi berlakunya era
Industri 4.0 sudah dimulai sejak awal abad 21, ciri khas dari Industri 4.0
adalah pemanfaatan Internet of Thing (IoT) sehingga memungkinannya interkoneksi
antar mesin, big data acquisition yang mengarah ke machine learning, smart
factory, artificial intelegence, dan masih banyak lagi.
Ada
berbagai pendekatan yang bisa digunakan untuk memberikan sudut pandang
bagaimana era Indistri 4.0 berlangsung, salah satunya adalah pendekatan
konspirasi yang banyak bermunculan di Internet,tentang upaya globalisme untuk
mengkoneksikan semua sumberdaya melalui pemanfaatan big data dengan berbagai tujuan yang menurut mereka hanya
menguntungkan sekelompok orang saja.
Tapi memang setiap perubahan dalam pola Industri pasti akan menciptakan disrupsi yang dapat mengubah struktur pasar yang sebelumnya, sebagai contoh yang paling sederhana peralihan dari transportasi tradisional ke transportasi online cukup memberikan disrupsi pada landscape bisnis transportasi misalnya, belum lagi contoh kasus lain. Namun terlepas dari apakah teman teman setuju atau tidak dengan paradigma tersebut, memang kita juga bisa melihat bahwa revolusi Industri 4.0, adalah masa dimana benar benar unsur manusia sangat diminimalkan perannya dalam kegiatan industri.
Tapi memang setiap perubahan dalam pola Industri pasti akan menciptakan disrupsi yang dapat mengubah struktur pasar yang sebelumnya, sebagai contoh yang paling sederhana peralihan dari transportasi tradisional ke transportasi online cukup memberikan disrupsi pada landscape bisnis transportasi misalnya, belum lagi contoh kasus lain. Namun terlepas dari apakah teman teman setuju atau tidak dengan paradigma tersebut, memang kita juga bisa melihat bahwa revolusi Industri 4.0, adalah masa dimana benar benar unsur manusia sangat diminimalkan perannya dalam kegiatan industri.
KAJIAN KRITIS UNTUK
INDONESIA DIERA 4.0 TRANSISI KE ERA INDUSTRI 5.0
Ada hal yang sangat luar biasa dari perkembangan
Era Industri 4.0, kalau saya melihat lebih spesifik adalah sebuah era yang
memang benar benar tidak manusiawi,dalam konteks akses manusia untuk
memanfaatkan teknologi tersebut, apalagi jika diperhadapkan dalam kasus
Indonesia, yang memang pola pembangunannya belum merata secara optimal.
Sehingga pemanfaatan perubahan konsep teknologi dan paradigmanya tidak merata disemua daerah, mungkin kota kota besar masyarakatnya sudah aware dengan penerapan teknologi digital, serta pemanfaatan internet untuk kebutuhan bisnis, tetapi belum tentu dipelosok pelosok daerah yang memang jangkauan instalasi internetnya masih belum dibangun
Sehingga pemanfaatan perubahan konsep teknologi dan paradigmanya tidak merata disemua daerah, mungkin kota kota besar masyarakatnya sudah aware dengan penerapan teknologi digital, serta pemanfaatan internet untuk kebutuhan bisnis, tetapi belum tentu dipelosok pelosok daerah yang memang jangkauan instalasi internetnya masih belum dibangun
Kita mungkin tidak
perlu terlalu terlalu jauh pada aspek pembangunan fisik untuk menunjang
pemanfaatan internet diseluruh Indonesia, tetapi coba kita tarik secara lebih
kritis tentang bagaimana paradigma Industri 4.0 belum mampu terimplementasi
secara optimal dipemerintahan, perguruan tinggi, kesehatan, kependudukan system
pendidikan dan masih banyak aspek lagi.
Berangkat dari hal
tersebut, tentunya Indonesia masih dalam tahap pra upaya memainkan peran dalam
industry 4.0 untuk semua warga negaranya, padahal disaat yang sama tepatnya di
awal januari 2019 lalu, konsep Industri 5.0 sudah mulai digagas di Jepang.
KONSEP
INDUSTRI 5.0
Konsep Industri atau
society 5.0 disampaikan dalam Forum Ekonomi Dunia 2019 di Davos, Swiss. Gagasan
ini muncul atas respon revolusi Industri 4.0 sebagai signifikannya perkembangan
teknologi, tetapi peran masyarakat yang akhirnya menjadi berkurang, tentu ini
menjadi satu pandangan yang sangat memprihatinkan terhadap masa depan manusia
kedepannya.
Society 5.0 menawarkan
sebuah gagasan tentang tatanan masyarakat yang berfokus pada manusia dan
membuat seimbang antara kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial
melalui sistem yang bekrja pada dua aspek offline dan online (dunia maya
dandunia nyata).
Mari kita lihat
kutipan perdana menteri Jepang, Shinzo
Abe yang mencoba konsep society 5.0 dalam World Economic Forum (WEF), “Di society 5.0 itu bukan lagi modal, tetapi data
yang menghubungkan dan menggerakkan segalanya, membantu mengisi kesenjangan
antara yang kaya dan yang kurang beruntung. Layanan kedokteran dan pendidikan,
dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi akan mencapai desa-desa kecil."
Sebenarnya, konsep revolusi industri 4.0 dan society 5.0
tidak memiliki perbedaan yang jauh. Yaitu revolusi industri 4.0 menggunakan
kecerdasan buatan (artificial
intellegent) sedangkan society 5.0
memfokuskan kepada komponen manusianya. Konsep society 5.0
ini, menjadi inovasi baru dari society 1.0 sampai society 4.0 dalam sejarah peradaban manusia.
Jika society 4.0 memungkinkan kita untuk mengakses juga membagikan informasi di internet. Society 5.0 adalah era di mana semua teknologi adalah bagian dari manusia itu sendiri. Internet bukan hanya sebagai informasi melainkan untuk menjalani kehidupan. Sehingga perkembangan teknologi dapat meminimalisir adanya kesenjangan pada manusia dan masalah ekonomi pada kemudian hari.
Apabila
kita mencoba untuk menelaah tentang konsepsi Era Industri 5.0, adalah sebuah
Era dimana pengharapan, pengetahuan masyarakat dunia sampai pada tahap paham,
mengerti dan mampu mengaplikasikan pengetahuan akan teknologi yang muncul di
era 4.0, untuk kebaikan dan kemakmuran manusia, bukan untuk menjadikan manusia
lain sebagai objek yang lebih rendah daripada kemajuan teknologi itu sendiri.
Dari kondisi tersebut, semoga saja Pemerintah Indonesia dapat melihat ini sebagai sebuah Insight untuk membuat perencanaan pembangunan terutama sumberdaya manusia yang lebih siap menghadapi era 4.0 dengan lebih baik, produktif dan mampu mengambil peluang yang positif untuk kemajuan bangsa Indonesia. Lebih dari itu tentunya adapula potensi bahaya secara mental dari Industri 4.0 terutama untuk semangat nasionalisme, pertahanan keamanan bukan hanya dari ancaman perang secara konvensional,tetapi ancaman yang sifatnya proxy maupun dalam kejahatan cyber, sehingga ini menjadi tugas besar untuk para stake holder dan generasi muda dalam melihat bangsa Indonesia kedepannya.
Saya
pribadi sangat berharap ada sebuah implementasi yang nyata bagaimana pemerintah
bisa benar benar membangun Indonesia diberbagai aspek dalam menyongsong era
Industri 5.0, pertanian misalnya, Indonesia benar benar mampu untuk melakukan
swasembada beras dan nol impor sehingga petani Indonesia menjadi makmur dan
kaya, bagaimana kemudian pemerintah bisa juga menjaga laut Indonesia sehingga
semua kekayaan yang ada didalam laut betul betul tereksploitasi oleh masyarakat
Indonesia.
Belum lagi sektor lain, seperti tambang, hutan, perkebunan, Industri manufacture dan masih banyak lagi, semoga saja kemajuan teknologi dan penerapan konsep Industri 4.0 mampu menjadi daya ungkit untuk membangun Indonesia yang sangat luar biasa ini, sehingga pada era Industri 5.0 Indonesia sudah benar benar sampai pada pengetahuan yang konfrehensip tentang kemajuan teknologi 4.0 namun mampu termanfaatkan secara optimal untuk kebaikan dan kesejahteraan manusia Indonesia itu sendiri.
Belum lagi sektor lain, seperti tambang, hutan, perkebunan, Industri manufacture dan masih banyak lagi, semoga saja kemajuan teknologi dan penerapan konsep Industri 4.0 mampu menjadi daya ungkit untuk membangun Indonesia yang sangat luar biasa ini, sehingga pada era Industri 5.0 Indonesia sudah benar benar sampai pada pengetahuan yang konfrehensip tentang kemajuan teknologi 4.0 namun mampu termanfaatkan secara optimal untuk kebaikan dan kesejahteraan manusia Indonesia itu sendiri.
Komentar