SAATNYA MENGGUNAKAN INSTING



TRUST YOUR Instinct And Don’t Listen to your Feelings!!



Percaya pada insting anda itu sama dengan mendengarkan hati nurani Anda. Jadi apa sebenarnya perbedaan antara instinct dan feeling dalam kalimat di atas?



Menurut www.dictonary.com, instinct adalah “an unconscious, involuntary or unreasoning promping to any mode of action, whether bodily, or mentally, without a distinct apprehension of the end or object to be accomplished.

Felling adalah : “an affective state of consciousness, such as that resulting from emotions, sentiments, or desire:
Jadi , Inti dari kalimat-kalimat di atas itu :

Insting itu lebih mengarah kepada hati nurani sementara perasaan itu lebih pada luapan emosi.

Pertanyaannya kemudian adalah : apakah anda dilahirkan dengan Insting yang kuat dan hebat ataukah anda harus memulai proses pengasahan sehingga anda memiliki intiusi yang hebat ?

Di zaman sekarang ini, konteks dunia di isi oleh orang-orang yang semakin emosional, makanya untuk anda yang ingin sukses maka anda harus mampu mengasah insting dan intuisi anda, karena pada dasarnya intuisi memegang peranan penting dibanding hal-hal yang bersifat rasional.
So… kita wajib mempertajam Intusi dan insting kita, agar kita menjadi pemenang di dalam persaingan ini.

Intuisi memang memainkan peranan yang sangat penting dalam pengambilan keputusan . Tau tidak banyak perusahaan yang bergantung 100% pada riset dan sangat percaya pada hasil riset pasar sampai-sampai merea mengabaikan intusinya.

Misalnya saja, jika hasil riset pasar menunjukkan nilai A, padahal intusi dari seorang pengusaha mengatakan B, Nah kondisi ini mendorong sang pengusahan tadi akan bersikeras membuat kebijakan berdasarkan nila A tersebut, yaitu hasil riset tersebut, akibatnya hasilnya mungkin tidak akan sesuai dengan apa yang mereka harapkan.

Dari penjelasan di atas, memang bukan berarti anda tidak perlu melakukan studi kelayakan atau riset untuk memperoleh informasi pendukung dalam pengmbilan keputusan . Namun, kita di ingatkan, agar tidak semata-mata mengandalkan informasi dan hasil riset, namun juga perlu mengasah terus intusi.

CATATAN:
Umumnya , hasil studi kelayakan dan riset hanyalah mencapai tingkat informasi, apalagi jika itu dilakukan oleh pihak lain yang tidak memiliki sense dan tingkat kepekaan dengan pasar yang kebetulan kita, saya, dan anda geluti saat ini.
Dan yang paing parah, jika itu dilakukan oleh pihak lain yang sama sekali tidak mengerti mengenai industry yang anda geluti.

 
Semua orang dapat mengakses dan memperoleh informasi yang sama selama mereka menggunakan metode yang sama, Maak tidak mengherankan jika competitor andapun memiliki data informasi yang sama. Repotnya lagi, Anda tidak akan tahu keadaan pasar yang sebenarnya.

Memiliki informasi semata bukan lagi menjadi Competitive advantage karena di zaman sekarang setiap orang bebas dan mudah untuk mengakses segala informasi yang mereka butuhkan. Informasi yang anda miliki haruslah dikelolah sehingga menghasilkan pengetahuan. Pada tingkatan tertinggi, anda akan mencapai suatu tingkatan yang dinamakan wisdom.



Ketika Anda berhasil mencapai wisdom, disinilah baru anda telah memiliki suatu competitive advantage karena wisdom itu tidak dapat ditiru oleh competitor atau lawan bisnis anda.



Berikut aku ingin menggambarkan tentang tingkatan ilmu pengetahuan, dengan pendekatan ilmu EKONOMI, ilmu yang sudah 7 tahun terakhir aku pelajari, pendekatan ini aku ambil dari Joseph Pine dan james Gilmore dalam buku yang saat ini dianggap sebagai peletak landasan studi mengenai experiential marketing yaitu, THE EXPERIENCE ECONOMY, menurut buku ini pengetahuan dapat digambarkan dalam sebuah piramida yang mencakup lima tingkatan


Dimana :


Noise :

mencakup berbagai informasi dan berita, baik yang bermanfaat maupun tidak bermanfaat bagi ada.


Data :

Berbagi berita yang telah disaring dan bermanfaat bagi anda namun masih bersifat mentah.


Information :

yaitu gabungan berbagai data yang biasanya dikumpulkan untuk satu tujuan tertentu.


Knowledge :

Yaitu gabungan berbagai informasi sehingga menghasilkan suatu pengetahuan yang lebih holistic.


WISDOM :

Yaitu tingkatan yang tertinggi yang dihasilkan dari berbagai pengetahuan dan dipadukan dengan berbagai pengalaman dan kejadian saat menghadapi dan menjalankan perusahaan.


Intusi :

Lebih merupakan suatu keterampilan atau kemampuan daripada hanya sebuah bakat.

Posted by : Hermawan kertajaya. Marekting In Venus




Komentar

Astrid Queen mengatakan…
wouuuuuuuuuu........ good

Postingan Populer