MEMAHAMI DASAR ILMU MODERN MONETARY THEORY ( MMT ), SEBUAH KONSEP EKONOMI YANG BISA MENJADI ALTERNATIF PENDEKATAN KEBIJAKAN UNTUK INDONESIA .
Belakangan ini begitu banyak
perdebatan yang terjadi dimedia sosial maupun dalam forum diskusi yang
ditampilkan oleh media Nasional, dimana semua perdebatan itu mengarah kepada
metode yang harus digunakan dalam mengatasi persoalan kebangsaan terutama dibidang
ekonomi yang saat ini tengah mengalami resesi akibat wabah Covid 19.
Beberapa kajian yang muncul salah
satunya adalah tawaran mengaplikasikan Modern Monetary Theory beserta
kebijakannya untuk mengatasi berbagai persoalan terutama dibidang ekonomi.
Tapi yang terjadi kemudian, pemahaman masyarakat tentang ilmu MMT ini masih kurang atau banyak yang belum tau, olehnya itu saya sengaja menyusun tentang kajian mengenai MMT pada postingan Blog saya kali ini agar bisa memudahkan untuk dipelajari dan dipahami bersama, kami juga memohonmaaf apabila dalam penyusun ini masih terdapat banyak kekurangan, baik langsung saja kita bahas tentang materi ini.
Teori Moneter Modern atau Modern
Monetary Theor (MMT) dan biasa juga disebut
sebagai Teori dan Praktek Moneter Modern (MMTP) adalah teori dan praktik ekonomi makro yg menggambarkan penggunaan
praktis mata Uang Fiat dalam monopoli publik oleh Bank
Sentral. Nah sebelum melangkah lebih jauh lagi, kita pahami terlebih dahulu apa
itu uang Fiat.
UANG FIAT ADALAH UANG YANG
NILAINYA BERASAL DARI REGULASI ATAU HUKUM PEMERINTAH, ILUSTRASINYA SEPERTI INI,
JADI UANG FIAT ITU ADALAH UANG YANG
NILAI NOMINALNYA DITENTUKAN OLEH HUKUM ATAU KEBIJAKAN PEMERINTAH,
CONTOHNYA UANG KERTAS. UANG KERTAS TERBUAT DARI KERTAS DAN HARGA KERTAS
ITU MURAH. TAPI, KENAPA BISA ADA UANG KERTAS YANG NOMINALNYA 100 RIBU RUPIAH?
KARENA PEMERINTAH MENETAPKAN HAL ITU.
MMT lebih
menekankan kepada asumsi bahwa pemerintah dapat menggunakan kebijakan
fiskal untuk mencapai pekerjaan penuh, menciptakan uang baru untuk
mendanai pembangunan atau kebutuhan belanja pemerintah.
Pada
dasarnya Teori MMT berangkat pada sebuah teori ekonomi yang menyatakan
bahwa pemerintah tidak memiliki fiscal constraint (Kendala dalam
Fiskal), jika ia menerbitkan mata uangnya sendiri. Fiscal
constraint (Kendala dalam Fiskal) hanya terdapat
pada sektor privat. Sehingga, pemerintah bisa melakukan belanja publik sebanyak
banyaknya, tanpa harus takut bangkrut seperti sektor privat.
PEMERINTAH ADALAH PENERBIT MATA UANG (CURRENCY
ISSUER) DAN SEKTOR PRIVAT ADALAH PENGGUNA
MATA UANG (CURRENCY USER )
- Pemerintah adalah pencipta dari uang kartal. Sebagai unit ekonomi, pemerintah bisa memenuhi segala kewajibannya dengan mencetak uang baru (creating new money). Dalam era fiat money, pemerintah bisa mencetak uang sesuka dirinya tanpa monetary and fiscal constraint.
- Konsumen dan produsen dalam sektor swasta adalah pengguna uang kartal. Mereka tidak mampu menciptakan uang sendiri. Sehingga, sektor swasta menghadapi fiscal constraint. Artinya, mereka harus menyeimbangkan pendapatan dan pengeluaran (balance the books). Selain itu, sektor swasta bergantung pada pemerintah sebagai currency issuer dalam transaksi ekonomi.
KEBIJAKAN
FISKAL BERFUNGSI UNTUK MENDORONG PENGGUNAAN MATA UANG RESMI DI SEKTOR PRIVAT.
- Seperti yang kita ketahui, kebijakan fiskal terdiri atas instrumen pajak dan belanja publik. Dalam teori ini, pajak berfungsi untuk mengurangi peredaran uang dalam masyarakat. Sementara, belanja publik berfungsi untuk menambah peredaran uang dalam masyarakat.
- Dengan menambah peredaran uang, belanja publik menjadi senjata untuk mendorong kegiatan ekonomi masyarakat. Tetapi, bertambahnya peredaran uang dapat menciptakan inflasi dalam perekonomian. Disinilah pajak berperan untuk menyerap excess money dari masyarakat dan meredakan inflasi.
BELANJA PUBLIK BISA DIGUNAKAN OLEH
PEMERINTAH UNTUK MENDORONG PERFORMA PEREKONOMIAN.
- Teori ini
berasumsi bahwa fiscal constraint dalam sektor
swasta membatasi kemampuannya dalam
menggunakan faktor produksi. Maka, untuk mengeksploitasi segenap faktor
produksi, diperlukan belanja publik dalam bentuk proyek-proyek padat karya
(public employment programs).
- Program-program
ini menghasilkan multiplier effect yang dijadikan senjata
untuk mencapai dua objektif. Pertama, full employment yang
dicapai melalui penciptaan lapangan kerja besar-besaran dalam sektor
publik. Kedua, stable economic growth yang dicapai dari
meningkatnya pendapatan masyarakat. Akhirnya, muncul sebuah perekonomian
yang berkeadilan.
RASIO UTANG DAN DEFISIT ANGGARAN
PEMERINTAH TIDAK TERLALU PENTING.
- Teori ini
menyatakan bahwa utang pemerintah (government debt) adalah tabungan
dari berbagai pihak dalam bentuk obligasi pemerintah (savings in
government bonds). Sebagai penerbit obligasi, pemerintah mampu
membayarkan pokok dan bunganya dengan mencetak uang baru.
- Sementara,
defisit anggaran hanyalah selisih antara uang kartal yang diambil kembali
pemerintah (pajak) dan yang diterbitkan oleh pemerintah (belanja publik).
Selain itu, defisit anggaran dapat didanai oleh surplus tabungan baru
dalam bentuk obligasi pemerintah. Sehingga, defisit anggaran
merepresentasikan surplus tabungan yang ada dalam masyarakat.
MMT memberi
label transaksi apa pun antara pemerintah, atau sektor publik, dan
non-pemerintah, atau sektor swasta,sebagai "transaksi
vertikal". Sektor pemerintah dianggap mencakup perbendaharaan
dan bank sentral . Sektor non-pemerintah mencakup individu dan
perusahaan swasta dalam dan luar negeri (termasuk sistem perbankan swasta) dan
pembeli dan penjual mata uang asing.
PEMAHAMAN KAUM PENDUKUNG
MMT PADA KONSEP TRANSAKSI HORISONTAL
- Ekonom MMT menggambarkan
setiap transaksi dalam sektor swasta sebagai transaksi
"horizontal", termasuk perluasan pasokan uang melalui
perluasan kredit oleh bank.
- Ekonom MMT menganggap
konsep pengganda uang, di mana bank sepenuhnya dibatasi dalam
meminjamkan melalui deposito yang dimilikinya dan persyaratan modalnya,
sebagai menyesatkan.
- Daripada menjadi pembatasan
praktis pada pinjaman, biaya meminjam dana dari pasar antar bank (atau bank sentral) merupakan pertimbangan
profitabilitas ketika bank swasta meminjamkan lebih dari cadangan
dan/ atau persyaratan modal.
- Menurut MMT, kredit bank
harus dianggap sebagai "pengungkit" dari basis moneter dan
tidak boleh dianggap sebagai peningkatan aset keuangan bersih yang
dipegang oleh suatu ekonomi: hanya pemerintah atau bank sentral yang dapat
mengeluarkan uang bertenaga tinggi tanpa kewajiban yang sesuai.
Perbedaan utama dari teori ekonomi
arus utama tentang penciptaan uang adalah diaspek
teori sirkuit moneter (sirkuitisme) yang mana uang diciptakan secara endogen oleh sektor
perbankan, dari pada secara eksogen oleh pemerintah melalui pinjaman bank
sentral: yaitu, ekonomi menciptakan uang itu sendiri (endogen), daripada uang
disediakan oleh beberapa agen luar (eksogen).
DARI
TEORI INI DAPAT DISIMPULKAN, BAHWA PEMERINTAH BISA MENCIPTAKAN (MENCETAK ) UANG
SENDIRI UNTUK MEMBIAYAI KEBUTUHAN
BELANJA PEMERINTAH TANPA HARUS MEMINJAM
UANG DARI DARI LUAR , SEBAB PADA DASARNYA
PEMBIAYAAN DALAM PEMBANGUNAN ,MENGGUNAKAN DANA PINJAMAN LUAR NEGERI
BUKANLAH STANDAR BAKU , MELAINKAN PENDEKATAN ILMU ATAU MAZHAB EKONOMI YANG DIGUNAKAN .
PRINSIP UTAMA MMT ADALAH PEMERINTAH YANG MENGELUARKAN
UANG FIATNYA SENDIRI:
- Dapat membayar barang, jasa,
dan aset keuangan tanpa perlu mengumpulkan uang dalam bentuk pajak atau
penerbitan utang sebelum pembelian tersebut.
- Tidak dapat dipaksa untuk
default pada utang dalam mata uangnya sendiri.
- Hanya terbatas dalam
penciptaan dan pembelian uang oleh inflasi, yang mempercepat begitu
sumber daya nyata (tenaga kerja, modal dan sumber daya alam) ekonomi
digunakan pada kondisi perekonomian saat Full Employment .
- Dapat mengendalikan inflasi
tarikan permintaan melalui perpajakan dan penerbitan obligasi, yang
menghilangkan kelebihan uang dari peredaran (meskipun kemauan politik
untuk melakukannya mungkin tidak selalu ada).
- Tidak perlu bersaing dengan
sektor swasta untuk penghematan yang langka dengan menerbitkan obligasi.
SUMBER :
- Deficit Spending 101 –
Part 3, Bill Mitchell, 2 March 2009
- "In the spirit
of debate...my reply“ Bill Mitchell, 28 September 2009
- Olivier J.
Blanchard (2008), "neoclassical synthesis," The New
Palgrave Dictionary of Economics , 2nd Edition.
- Lavoie, Marc: Introduction
to Post-Keynesian Economics , Palgrave MacMillan, 2006
- "Money multiplier
and other myths“ Bill Mitchell, 21 April 2009
- Cambridge Journal of
Economics (25): 149–163
- "FRB
Richmond-Aaron Steelman-The Federal Reserves Dual Mandate: The Evolution
of an Idea"-December 2011
- L. Randal Wray, "Job
Guarantee," New Economic Perspectives (23 August 2009).
- Bloomberg-Stephanie
Kelton-Modern Monetary Theory Is Not a Recipe for Doom-21 February 2019
Komentar